Minggu, 26 April 2015

Serajoedal Stoomtram Maatschappij





Peta rel SDS dan perusahaan gula

 Lokomotif Kereta Uap seri C 1411 yang pernah dipakai Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS).


 Jembatan untuk SDS di Patikraja.

 Kereta Uap SDS melintasi persawahan.

 Kereta Uap SDS di daerah Selokromo, Wonosobo

 Jembatan untuk SDS di daerah Sokaraja

Serajoedal Stoomtram Maatschappij, disingkat sebagai SDS atau SDSM, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "Perusahaan Kereta Uap Lembah Serayu", adalah sebuah perusahaan kereta api yang melintasi lembah Serayu dan menghubungkan kota-kota Maos, Patikraja, Purwokerto, Sokaraja, Purbalingga, Klampok, Mandiraja, Banjarnegara, sampai Wonosobo. Pembangunan jalur ini tidak dibangun secara bersamaan tapi dalam tiga tahap. Pembangunan jalur SDS menelan biaya sebesar 1.500.000 Gulden yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies dan proyek ini dipimpin oleh Ir. C. Groll. Jalur kereta ini dibangun atas dasar kepentingan ekonomi Belanda, dengan memberikan fasilitas transortasi yang cepat dan murah untuk perusahaan-perusahaan pemerintah Belanda, khususnya perusahaan perkebunan gula.

Lokomotif yang pernah dipakai

  • Produksi Buyer Peakock C1401-C1414 (14 lokomotif)
  • Produksi Hartmann (Richard Hartmann) D1007-D1011 (5 lokomotif)
  • Produksi Hohenzollern D1301-D1303 (3 lokomotif)

Perusahaan-perusahaan yang menggunakan kereta ini

  • Perkebunan tebu dan pabrik gula (suikerfabriek): Pabrik Gula Purwokerto (Suikerfabriek Poerwokerto), Perusahaan Gula Kalibagor (Suikeronderneming Kalibagor), Pabrik Gula Kalimanah (Suikerfabriek Kalimanah), Pabrik Gula Bojong (Suikerfabriek Bodjong), dan Perusahaan Gula Klampok (Suikeronderneming Klampok)
  • Perkebunan tembakau; Patikraja, Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo
  • Perkebunan kayu manis di Wonosobo dan Banjarnegara

Tahapan pembangunan jalur

Tahap pertama

Tahap kedua

Tahap ketiga



Kereta api Serayu


KA Serayu melintasi jembatan Cikubang, Bandung Jawa Barat




Kereta api Serayu merupakan kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani perjalanan Purwokerto-Pasar Senen, dijalankan dua kali sehari (pagi dan malam). Kereta api Serayu juga dikenal dengan nama Cipuja/Citrajaya. Saat ini kereta api ini menjadi satu-satunya kereta api yang beroperasi dari Jakarta ke Jawa Tengah dengan rute melewati Bandung, tidak melewati Cirebon. Stasiun-stasiun pemberhentian kereta api ini antara lain Stasiun Kroya, Maos, Kawunganten, Gandrungmangun, Sidareja, Cipari, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cipeundeuy, Warungbandrek, Cibatu, Kiaracondong, Padalarang, Purwakarta, Jatinegara dan Pasarsenen. Mulai 1 April 2015, KA Serayu tidak akan berhenti di stasiun Jakarta Kota dan berhenti arah ke stasiun Pasar Senen.


Sejarah

Kereta api Serayu diresmikan pada tahun 1985. Awalnya kereta itu bernama Galuh yang melayani perjalanan dari Banjar ke Sidareja. Namun kemudian berubah menjadi KA Citrajaya (CIlacap-JAkarta raYA) dan rutenya diperpanjang ke Cilacap dan Jakarta. Tahun 1992, trayeknya diperpendek dari Jakarta hanya sampai Kroya dan berganti nama lagi menjadi KA Cipuja (CIlacap-Purwakarta-Jakarta). Tahun 1997 namanya diganti lagi menjadi KA Serayu hingga sekarang. Pada tahun 2013, perjalanan KA Serayu diperpanjang sampai Stasiun Purwokerto.

Spesifikasi kereta

  • Lintasan perjalanan (kilometer): Purwokerto Pasar Senen pp. 417 km.
  • Kecepatan operasi     50 s.d. 100 km/jam
  • Rangkaian: 6 kereta ekonomi, 1 kereta makan, dan 2 kereta "aling-aling"
  • Jumlah tempat duduk: 530
  • Kapasitas angkut: 106 orang per gerbong
  • Tarif: Mulai 1 April 2015 harga tiket kereta api Serayu Rp70.000,00 dari semula Rp35.000,00

Jadwal perjalanan

Jadwal Kereta api Serayu sesuai GAPEKA 2015

KA 221 Serayu Pagi (Purwokerto - Jakarta Pasar Senen)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Purwokerto - 06.30
Kroya 06.59 07.15
Maos 07.29 07.31
Kawunganten 07.59 08.01
Sidareja 08.17 08.19
Banjar 08.53 09.00
Karangpucung 09.08 09.15
Ciamis 09.35 09.37
Tasikmalaya 10.04 10.13
Ciawi 10.41 10.49
Cipeundeuy 11.13 11.23
Cibatu 11.56 11.59
Cicalengka 12.49 12.56
Kiaracondong 13.16 13.30
Cimahi 13.49 13.51
Padalarang 14.16 14.26
Purwakarta 15.26 15.42
Jatinegara 17.01 17.03
Pasar Senen 17.12 -

KA 222 Serayu Pagi (Jakarta Pasar Senen - Purwokerto)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Pasar Senen - 09.00
Purwakarta 10.24 10.30
Sasaksaat 11.29 11.39
Cimahi 12.04 12.06
Kiaracondong 12.25 12.35
Cibatu 13.43 13.45
Bumiwaluya 14.08 14.21
Cipeundeuy 14.33 14.43
Tasikmalaya 15.31 15.41
Manonjaya 15.53 16.01
Ciamis 16.15 16.17
Banjar 16.42 16.55
Sidareja 17.29 17.31
Kawunganten 18.02 18.04
Maos 18.34 18.36
Kroya 18.50 19.22
Purwokerto 19.50 -

KA 225 Serayu Malam (Purwokerto - Jakarta Pasar Senen)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Purwokerto - 16.30
Kroya 16.58 17.30
Maos 17.44 17.46
Kawunganten 18.31 18.33
Sidareja 18.49 18.51
Banjar 19.25 19.30
Ciamis 20.16 20.30
Tasikmalaya 20.57 21.25
Cipeundeuy 22.49 22.59
Cimekar 00.33 00.40
Kiaracondong 00.49 01.00
Cimahi 01.18 01.20
Purwakarta 02.43 03.04
Bekasi 04.09 04.11
Jatinegara 04.28 04.30
Pasar Senen 04.39 -

KA 226 Serayu Malam (Jakarta Pasar Senen - Purwokerto)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Pasar Senen - 21.00
Purwakarta 22.26 22.31
Cimahi 23.53 23.55
Kiaracondong 00.13 00.30
Cipeundeuy 02.11 02.21
Ciawi 02.45 03.05
Tasikmalaya 03.33 03.38
Ciamis 04.05 04.07
Banjar 04.42 05.08
Sidareja 05.42 05.44
Kawunganten 06.00 06.02
Maos 06.30 06.32
Kroya 06.46 07.05
Purwokerto 07.33 -

 http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api_Serayu



Selasa, 21 April 2015

Curug Mandala Cilacap 2





AIR TERJUN CURUG MANDALA
POTENSI WISATA ALAM YANG MASIH TERBENGKALAI
( oleh : Krisyatin Halimah )

Air terjun curug Mandala adalah air terjun yang terdapat di daerah pegunungan yang letaknya tidak jauh dari pemukiman penduduk. Posisinya berada di Desa Mandala, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap. Namun curug Mandala tidak banyak dikenal orang karena letaknya yang cukup terpelosok tanpa diimbangi publikasi yang gencar. Sarana dan prasarana pun belum mendukung sehingga menyulitkan para wisatawan untuk datang mengunjungi curug Mandala.
Pengelolaan curug Mandala yang belum maksimal menjadikan tempat wisata alam ini tidak banyak dilirik orang. Padahal panorama yang indah, hawa yang sejuk dan suasana yang masih asri menjadikan curug Mandala sangat potensial diolah dan dikembangkan menjadi daerah wisata alam andalan Kabupaten Cilacap.
Curug Mandala merupakan wisata air terjun dengan aliran air yang sejuk dan alami karena bersumber dari mata air pegunungan yang masih perawan belum tersentuh oleh tangan-tangan jahil. Masyarakat di sekitar tempat wisata curug Mandala sebenarnya cukup antusias dalam berpartisipasi mengembangkan wisata alam air terjun curug Mandala. Namun demikian, pengunjung wisata curug Mandala masih sangat sedikit. Dalam seharinya hanya ada sekitar 1 – 5 orang pengunjung saja. Memang pada hari-hari libur Nasional pengunjung curug Mandala mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Itu pun didominasi oleh para pengunjung lokal dari desa-desa di sekitar curug. Akses menuju wisata curug Mandala dipenuhi pemandangan jalan-jalan yang rusak parah dan berlobang di sana-sini. Bahkan pada tanjakan naik menuju desa Mandala, kondisi jalan semakin rusak. Hanya kendaraan dengan kondisi yang prima yang mampu naik ke atas menuju gerbang wisata curug Mandala.

Wisatawan yang sudah mencapai gerbang wisata curug Mandala dan membayar tiket masuk, masih harus berjalan kaki cukup jauh dengan kondisi semak belukar di kanan, kiri dan tengah jalan setapak. Kondisi yang sangat tidak nyaman bagi para wisatawan. Suasana sepi sepanjang jalan setapak di tengah-tengah hutan lindung meningkatkan rasa ketidaknyamanan pada para wisatawan yang datang sendirian atau pun dalam rombongan yang kecil.

Curug Mandala sempat ramai pengunjung pada tahun 2005 saat awal-awal dikembangkan sebagai daerah wisata. Namun pengelolaan dan perawatan yang tidak optimal menjadikan obyek wisata curug Mandala lambat laun menjadi sepi pengunjung. Bahkan kini tidak lagi dianggap sebagai daerah tujuan wisata yang diincar para wisatawan.
Mitos yang beredar di masyarakat menambah beban tersendiri bagi para pengembang obyek wisata curug Mandala. Kabar burung yang banyak beredar adalah curug Mandala sering meminta korban. Padahal kejadian yang sebenarnya adalah kecerobohan para pengunjung pada saat berenang di kolam air terjun curug Mandala. Ukuran kolam curug Mandala sekitar 10 m2 dengan kedalaman 3 meter.
Sementara itu tinggi air terjun adalah 40 meter. Sehingga ketidakhati-hatian pada saat berenang di kolam curug Mandala bisa menyebabkan pengunjung terseret ke dasar kolam.
Ada pula mitos yang beredar bahwa pasangan muda-mudi yang sedang dimabuk asmara bila berkunjung ke curug Mandala, kelak sepulang dari curug Mandala bakal dilanda konflik yang berakhir dengan putus cinta. Mitos demikian cukup signifikan dalam menurunkan angka kunjungan wisatawan ke obyek wisata curug Mandala.
Mitos lain yang beredar adalah bila ada pengunjung perempuan ontang-anting ( anak semata wayang ) memakai pakaian berwarna putih atau laki-laki sulung memakai pakaian berwarna hitam yang berenang ke tengah-tengah kolam curug Mandala sendirian tanpa ada orang yang melihat atau menemaninya, niscaya akan menjadi tumbal penunggu curug Mandala.

Mitos tersebut berawal dari kisah seorang gadis desa anak pegawai kelurahan yang kaya raya jatuh cinta kepada seorang perjaka tampan anak seorang janda yang pekerjaannya mencari kayu bakar di hutan. Perjaka tersebut adalah sulung dari lima bersaudara. Namun orang tua sang gadis tidak menyetujui hubungan cinta anak semata wayangnya dengan perjaka idamannya yang hanya anak seorang janda pencari kayu bakar di hutan. Walaupun demikian anak gadisnya tetap nekat mempertahankan hubungan cinta mereka. Akhirnya sang gadis bersama si perjaka sepakat pergi meninggalkan rumah ( minggat ). Tetapi di tengah perjalanan, sang gadis tergelincir masuk ke dalam kolam curug Mandala.
Warga sekitar curug meyakini bahwa arwah mereka kini menjadi penunggu kolam air terjun curug Mandala.

Terlepas dari berbedarnya banyak mitos yang tidak benar, curug Mandala merupakan obyek air terjun yang potensial dikembangkan menjadi daerah wisata alam. Namun pengembangan obyek wisata curug Mandala ini tampak belum maksimal. Sehingga obyek wisata ini menjadi terbengkalai seperti tidak terawat. Obyek wisata curug Mandala bila dikembangkan dengan serius dapat menjadi daerah wisata yang menarik, karena masih banyak lahan kosong di sekitar tempat wisata yang bisa ditata dan diolah menjadi lebih indah dan menarik.


Jalan setapak yang cukup panjang yang terbentang dari pintu masuk obyek wisata hingga tiba di kolam air terjun dapat dikembangkan menjadi agrowisata, misalnya dengan dikembangkan menjadi taman bunga, taman buah atau sebagai tempat penangkaran tanaman bunga Wijayakusuma yang merupakan lambang dan sekaligus bunga kebanggaan Kabupaten Cilacap. Sehingga wisatawan tidak jenuh menikmati panjangnya jalan setapak yang harus mereka lalui untuk menuju kolam air terjun curug Mandala.
Selain perbaikan jalan setapak, banyak bangunan yang perlu diperbaiki dan ditambahkan. Bangunan kamar mandi dan WC yang sudah rapuh dan dipenuhi banyak kotoran, sampah dan rumput ilalang perlu segera dibenahi.

Demikian pula perlu dibangun lapak-lapak pedagang, mushalla dan tempat bersantai para wisatawan seperti saung dan gazebo.
Daerah sekitar kolam curug Mandala dapat pula dibangun taman-taman, tempat outbond dan tempat bermain anak-anak tanpa merusak keaslian air terjun, kolam dan daerah aliran sungainya. Sehingga ke depannya obyek wisata curug Mandala berpotensi dimekarkan menjadi multiwisata meliputi agrowisata, area bermain, tempat outbond, wisata edukasi, wisata budaya dan lain sebagainya.
Publikasi dapat digencarkan melalui berbagai media, seperti media cetak, media elektronik dan media online. Bila penataan obyek wisata curug Mandala lebih rapi, cantik dan menarik, niscaya angka kunjungan para wisatawan bisa terus meningkat.
Kesadaran warga sekitar daerah wisata curug Mandala dan keseriusan Pemerintah dalam menata ulang obyek wisata curug Mandala perlu untuk diwujudkan dalam langkah nyata, tidak hanya sebatas teori atau wacana yang timbul dan tenggelam tanpa kejelasan.

http://www.cilacapkab.go.id/v2/files/2014_09_hut_korpri_krisyatin_halimah.pdf











Curug Mandala Cilacap 1






Coordinates:   7°35'25"S   109°3'15"E

Curug Mandala Cilacap


Cilacap merupakan wilayah yang terletak paling barat di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah dan mempunyai wilayah terluas dibandingkan kabupaten/kota yang lainnya, dengan luas kurang lebih 213.850 hektar. Secara geografis berada diantara 1000 4’ 30” Bujur Timur, 70 30’ – 70 45’ 20” Lintang Selatan, secara administratif berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas disebelah timur, samodera Hindia disebelah selatan, kabupaten Ciamis dan Kabupaten Subang(Provinsi Jawa Barat) disebelah barat, dan disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Brebes. Suhu Maksimum 34,20 C dan suhu minimum 30,20 C.

Curug Mandala terletak di desa Dondong kecamatan Kesugihan,kabupaten Cilacap. Wisata air terjun yang satu ini banya dikunjungi saat-saat liburan panjang. Walau medan yang dilalui cukup susah, katanya sih,saya belum pernah kesana soalnya, heheehe. Tapi antusias pengunjung tidak pudar karena memang air terjunnya sangat indah.

http://hobbyjalanjalan.blogspot.com/2015/02/curug-mandala-cilacap.html



Curug Mandala Cilacap adalah wisata air terjun yang berada Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Jarak Curug Mandala dari Pusat Kota Cilacap Cukup lumayan jauh. Selain jauh, jalan menuju Curug Mandala sangatlah rusak dan tanjakan turunannya sangat terjal. Sampai - sampai wisatawan yang membawa sepeda motor yang ingin ke Curug harus menggunakan gigi 1 (satu) untuk dapat naik ke tanjakan yang sangat terjal.
 

Untuk masuk ke Obyek wisata tarif yg dikeluarkan oleh para wisatawan hanya (Rp.5000 - Minggu)(Rp.3.000- Hari biasa) . Tetapi tantangan belum selesai untuk Pusat Curug Mandala wisatawan harus jalan kaki sejauh 1 km dan melewati ribuan anak tangga.


Saya (Gita Novita Dewi) sudah 3 kali kesana dan semuanya bersama pacar saya (Imam Mustofa)  :
  1. Pertama saya kesana bersama Imam, Devi, dan Yayan. Saya sangat senang sekali karna saat itu saya baru pertama kesana.
  2. Kedua saya kesana dengan Imam dan Crew Medition (Multimedia Organization) untuk membuat film Produksi : Medition.
  3. Ketiga saya kesana hanya berdua dengan Imam Mustofa, tapi yang ini berbeda. Kami ke Curug Mandala bukan lewat jalur wisatawan, tetapi kami lewat jurang yg di bawahnya ada aliran air Curug Mandala. Kami berdua pun lewat situ, tetapi di tengah - tengah jalan kaki saya keluar darah, karena tergores batu ..
itulah pengalaman saya yang uda 3 (kali) ke Curug Mandala...